ISLAMABAD (Reuters) – Regulator telekomunikasi Pakistan mengeluarkan “peringatan terakhir” untuk aplikasi video pendek TikTok pada Senin (20 Juli) atas konten “tidak bermoral” yang diposting di platform, sementara aplikasi streaming langsung Bigo Live diblokir di negara itu karena alasan yang sama.
TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance yang berbasis di China, saat ini sudah menghadapi masalah dengan pihak berwenang di sejumlah negara termasuk di Australia, India, dan Amerika Serikat karena masalah keamanan dan privasi.
Otoritas Telekomunikasi Pakistan (PTA) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah mengirim pemberitahuan TikTok dan Bigo Live untuk memoderasi konten di platform mereka setelah menerima keluhan, tetapi tanggapan mereka tidak memuaskan.
“PTA telah memutuskan untuk segera memblokir Bigo dan mengeluarkan peringatan terakhir kepada TikTok untuk menerapkan mekanisme komprehensif untuk mengendalikan kecabulan, vulgar, dan amoralitas melalui aplikasi media sosialnya,” kata pernyataan itu.
Perwakilan TikTok tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk berkomentar. Bigo Technology yang berbasis di Singapura, yang memiliki aplikasi streaming video langsung Bigo Live, juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.
TikTok adalah salah satu aplikasi media sosial paling populer di dunia, dengan lebih dari dua miliar unduhan secara global.
Di Pakistan, telah diunduh hampir 39 juta kali dan merupakan aplikasi ketiga yang paling banyak diunduh selama setahun terakhir setelah WhatsApp dan Facebook, menurut perusahaan analitik Sensor Tower.
Bigo Live telah diunduh lebih dari 17 juta kali di Pakistan dan merupakan aplikasi ke-19 yang paling banyak diunduh di negara ini.
TikTok sempat dilarang di India tahun lalu setelah pengadilan mengatakan mendorong pornografi. Sementara larangan itu dibatalkan setelah tantangan hukum oleh perusahaan, pemerintah India baru-baru ini melarang aplikasi tersebut menyusul kebuntuan militer di perbatasan dengan China.
+ There are no comments
Add yours